Chapter 13: Bab 13
"Eh, bukankah kamu senang, Drake? Mulai sekarang kamu akan menjadi kapten kapal." Tsunade menyodok pinggang Drake dengan perasaan iri.
"Haha, kalau begitu terimakasih, Master." Drake tersenyum.
"Selamat untukmu, Kapten Drake." Tsunade menyilangkan lengannya.
"Aku tak pernah menyangka bahwa aku akan menjadi anggota bajak laut..." Borsalino mendesah.
"Kalau begitu, Kapten Drake, posisi apa yang ingin anda tempatkan untuk saya? Apakah saya perlu mendayung perahu?"
"Tidak perlu, Golden Hind-ku menggunakan kekuatan sihir, tidak perlu mendayung secara manual." Kata Drake, "Tapi jika kamu benar-benar ingin mendayung kapal, maka saya akan mengijinkan anda, haha!"
"Oke, oke, sekarang saatnya untuk makan. Emiya, tolong."
"Hmph, setumpuk lauk pauk." Emiya melambaikan tangannya lalu berjalan menuju dapur kapal.
Setelah sibuk di dalam dapur, Emiya membawa hidangan lezat ke meja makan.
"Hei, ini terasa sangat enak. Jauh lebih enak daripada makanan yang disediakan di kantin Marine." Borsaliono menghela nafas setelah memakan sepiring makanan ekstra pedas yang telah dibuat oleh Emiya.
"Oh, tidak buruk. Aku kira kamu tidak suka makanan pedas, Borsalino." Vermillion memuji Borsalino sambil mengusap keringatnya.
"Tahu ekstra pedas ini memang luar biasa."
"Yah, aku jarang makan pedas, tapi jika makanan itu enak, maka aku tidak akan menolak." Borsalino juga ikut menyeka keringat di dahinya.
"Master, jangan makan terus, ayo minum!" Drake mengangkat gelas anggurnya ke arah Vermillion.
"Ya, Master kecilku, akan membosankan jika hanya makan saja dan tidak minum." Tsunade bersandar pada Vermillion dengan wajah merona.
"Huah... sangat enak! Baik itu anggur dan makanannya, semuanya enak!" Musashi melahap makanannya dengan lahap lalu meminum anggur yang telah disediakan.
"Haha, mari bersorak atas dibentuknya group kita!" Vermillion mengangkat gelasnya.
"Cheers!"
"Cheers!"
"Cheers!"
***
Di perairan dekat Desa Cocoyasi, terlihat sebuah kapal bajak laut dengan ujung kapal berbentuk hidung bergerigi.
"Arlong, Desa Cocoyasi yang kita tuju sudah terlihat di depan!" Fish-man dengan rambut kepang mendekati Arlong. "Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"
"Hahaha, tentu saja untuk mengambil alih kuasa Desa itu dan membiarkan para manusia rendahan bekerja untuk kita!" Arlong tertawa kejam.
"Kami telah menjalin hubungan dengan Marinir, bahkan jika kita memerintah desa itu, kita akan tetap aman."
"Apakah orang bernama Nezumi itu benar-benar dapat dipercaya?"
"Meskipun dia adalah manusia rendahan, aku dapat melihat bahwa dia adalah bajingan yang serakah. Dia tidak akan pernah melepaskan kesempatan untuk bekerja dengan kita." Arlong memandang ke arah Desa Cocoyashi yang semakin dekat sambil menyeringai.
"Ayo, saudara-saudaraku, biarkan manusia rendahan itu merasakan kengerian para Fish-man!"
***
"Nami, Bellmere menyuruh kita untuk segera kembali, makan malam akan segera siap." Nojiko berkata kepada adiknya yang sedang membaca buku sambil tersenyum lebar.
"Oke, aku akan segera kembali." Menutup buku itu, Nami kecil melompat lalu berlari ke arah kakaknya.
"Hmm, mengapa kamu sangat suka membaca buku bahari?" Nojiko melihat ke arah buku yang dipegang Nami.
"Tentu saja, karena suatu hari aku ingin menggambar peta dunia!" Nami mengangkat buku di tangannya dengan senyum cerah.
"Ketika saya menyelesaikan bagan, saya akan membawa Nojiko dan Bellmere untuk belayar di lautan!"
"Hehe, aku akan menunggu sampai hari itu tiba."
"Serahkan padaku!" Nami menepuk dadanya.
*Boom!*
Tiba-tiba terjadi ledakan keras yang membuat tanah terguncang dengan hebat.
"Ru-rumah itu terangkat!"
"Ti-tidak mungkin! Rumah itu diangkat hanya dengan tangan kosong?!"
Penduduk desa yang berada tak jauh dari tempat kejadian membelalakkan mata mereka oleh tindakan bar-bar barusan.
"Mulai sekarang, tempat ini akan menjadi milik Fish-man yang hebat!" Arlong memandang penduduk desa dengan tatapan galak.
"Orang dewasa dan anak-anak akan diwajibkan untuk membayar upeti sebulan sekali. Jika tidak membayar, maka rumah kalian akan saya hancurkan!"
"Anak-anak perlu membayar lima puluh ribu Belly, dan orang dewasa perlu membayar seratus ribu Belly!" Arlong tertawa kejam.
"Ba-bagaimana mungkin kita dapat membayar uang sebanyak itu!"
"Ya, dan itu harus dibayar setiap bulan..."
Para penduduk desa kaget dan juga marah.
"Huh?" Mendengar perkataan penduduk desa, wajah Arlong langsung muram. Dia berjalan ke salah satu rumah yang masih berdiri kokoh, mengangkat rumah itu lalu melemparkannya ke arah para penduduk desa.
"?!!"
"Lari!"
"Rumah itu dilempar ke arah kita!"
*Boom!*
Bumi bergetar sekali lagi.
"Apakah kalian masih ingin menentang perkataanku?" Arlong terlihat semakin muram.
Kru Arlong berjalan menuju para penduduk desa satu demi satu dengan senyum menyeringai.
"Tunggu! Kami setuju, tolong, setidaknya jangan bunuh kita!" Pira paruh baya dengan topi kincir angin buru-buru berkata.
"Kalau begitu segera siapkan uangnya sekarang!" Kata Arlong sambil mengangkat batu dan mengancam untuk melemparkannya.
"Ya, ya!" Genzo dan para penduduk desa segera mengangguk dengan patuh.
Di lereng bukit yang ada tak jauh dari pesisir pantai, asap mengepul dari dalam rumah.
"Oh, apakah ada orang di rumah itu?" Melihat asap yang mengepul tak jauh, Arlong berjelan ke arah asap itu berasal.
-----
read chapter 38 on;
patréon.com/mizuki77
ko-fi.com/mizuki77