Chapter 29: Bab 29
Ketika langit berubah mendung dan kilatan guntur berkedap-kedip di langit. Borsalino melihat sebuah pulau tak berpenghuni di kejauhan.
"Admiral, ada pulau tidak berpenghuni di kejauhan, apakah kita akan pergi ke sana?" Kata Borsalino sambil melihat kaptennya yang sedang berbaring di kursi pantai sambil disuapi buah oleh Tsunade dan Drake.
"Nampaknya badai akan datang. Mungkin kita perlu pergi ke pulau itu." Kata Vermillion.
"Cuaca hari ini awalnya bagus, tapi tiba-tiba berubah mendung. Tapi bukankah ini menyenangkan? Cuaca laut yang bagus setiap hari terasa sangat membosankan." Kata Drake sambil melihat ke arah langit.
Drake yang pernah menaklukkan seluruh lautan tentu saja memiliki banyak sekali pengalaman dalam menghadapi badai. Baginya, cuaca buruk tidak terlalu menakutkan, malah membuatnya menjadi lebih bersemangat.
"Aku percaya pada kemampuan berlayar Kapten Drake, tapi aku menyarankan kita untuk pergi ke pulau itu dulu." Emiya berjalan keluar dari dalam ruangan sambil membawa jus dan buah-buahan.
"Persediaan kita mulai menipis, walaupun cukup untuk perjalanan selanjutnya, tapi lebih baik menambah persediaan lebih dulu. Lagi pula, ada beberapa orang yang memiliki nafsu makan besar di kapal."
Vermillion yang menerima jus yang ditawarkan oleh Emiya tersenyum dengan canggung. Beberapa hari ini nafsu makannya memang mulai bertambah.
Hal ini tidak dapat dihindari karena Servant yang dia panggil memberinya banyak sekali kemampuan. Dan baru-baru ini yang dia dapat adalah Seni Bela Diri China yang mengandalkan kekuatan fisik.
"Kurasa Emiya benar. Menambah persediaan makanan kapal sangatlah penting. Selain itu badai akan datang, jadi... mari segera menepi ke pulau."
"Karena Master ingin, maka apa boleh buat. Golden Hind!" Segera, Drake mengendalikan Golden Hind menuju pulau tak berpenghuni itu.
***
Di dalam pulau, hujan lebat mulau turun. Hewan-hewan yang tinggal di sana segera bersembunyi di rumah mereka masing-masing untuk menghindari badai tersebut.
"Cepat, idiot!" Buggy si hidung merah berteriak pada bawahannya untuk segera menggali harta yang terkubur.
"Badai akan datang, jika kamu ingin cepat berlindung dari hujan, maka cepat gali harta itu untukku!"
Buggy yang sudah lama tidak menemukan harta karun menjadi semakin gelisah.
"Kapten Buggy, apakah benar ada harta karun besar milik Jack Sparrow di sini?" Mohji berjalan ke arah Buggy ditemani dengan hewan peliharaannya.
"Kita hampir mengobrak-abrik seluruh pulau, tapi harta itu masih belum ketemu."
Richie mengangguk berkali-kali layaknya manusia. Singa itu ingin segera kembali ke kapal, hujan yang membasahi bulunya membuatnya sangat tidak nyaman.
"Brengsek, ini adalah peta harta karun yang kudapat dengan harga yang sangat mahal. Pasti tidak akan salah!" Mendengar Mohji yang mulai meragukan dirinya, Buggy langsung membentak orang itu.
"Konon Kapten Jack mengubur harta karunnya sangat dalam, kita pasti menggali kurang dalam!"
"Aghh! Kalian membuatku sangat marah." Melihat ke belakang, Buggy sadar bahwa bawahannya menggali semakin lambat, oleh karena itu dia memutuskan untuk berpartisipasi lalu menggali dengan keras.
"Kalian, cepat gali bersamaku! Jika kita tidak dapat mendapatkan hartanya, maka kalian tidak akan kembali bersamaku.
"Aye, kapten!"
Para perompak yang tidak memiliki pilihan segera mengangguk. Mereka mulai menggali bersama Buggy.
*Ding!*
Tiba-tiba, sekop Buggy menghantap sesuatu yang terbuat dari besi.
"Aku menemukannya, aku menemukannya! Cepat, gali bersamaku!"
Buggy yang mengira telah menemukan harta karun itu langsung bersemangat.
***
"Haha, benar saja, peta harta karunku memang nyata. Benar-benar ada harta karun Kapten Jack Sparrow di sini!" Melihat kotak penuh perhiasan, uang dan Devil Fruit, Buggy berteriak dengan penuh semangat.
"Haha, Kapten, ada anggur juga!" Mohji yang awalnya skeptis ikut bersemangat juga.
"Kapten sangat luar biasa, dia mampu membuat kita menemukan harta karun seperti ini!"
"Ya, hidup Kapten Buggy!"
"Hidup Kapten Buggy!"
Anggota bajak laut lainnya memandang Buggy dengan penuh hormat.
"Hahaha, tentu saja, aku adalah Kapten Buggy yang hebat!" Buggy tertawa terbahak-bahak.
"Tapi, bukankah anggur-anggur ini terlalu banyak? Nampaknya rumor tentang Kapten Jack yang menyukai anggur bukanlah kebohongan."
"Semua usahaku akhirnya terbayar dengan sepadan." Buggy menghela nafas, dia melanjutkan. "Semua harta ini adalah milikku, hahaha!"
"Benarkah?" Tiba-tiba, terdengar suara asing dari belakang Buggy.
-----
read chapter 62 on;
patréon.com/mizuki77