One Piece: Pemanggil Servant

Chapter 32: Bab 32



Ketika cuaca kembali cerah, Golden Hind kembali dalam perjalanan, kali ini Vermillion dan kelompoknya pergi menuju Loguetown.

Semuanya telah memutuskan untuk tidak lagi tinggal di East Blue, oleh karena itu mereka pergi ke Loguetown untuk membeli persediaan lalu melanjutkan perjalanan ke Grand Line.

"Satu Devil Fruit tipe Zoan biasa tidak dapat digunakan untuk memanggil Servant baru."

"Apakah ada salah satu dari kalian yang ingin menggunakannya?" Vermillion bertanya kepada Servant-servantnya.

"Kudengar Devil Fruit membuat pengguna tidak bisa berenang, apakah itu benar?" Drake bertanya sambil menggelengkan kepalanya. "Jika memang benar demikian, maka saya tidak menginginkannya."

"Selain itu, menjadi Gurita? Ugh, sangat menjijikkan." Musashi ikut menolak.

"Meskipun saya tidak berencana untuk memakannya, tapi saya sangat menyarankan anda untuk memakannya, Master." Tsunade memeluk Masternya sambil tersenyum.

"Devil Fruit ini dapat memberikan anda kemampuan untuk menghasilkan banyak sekali tentakel. Dengan kemampuan ini, anda dapat melakukan banyak hal dengannya!"

"Hehe, meskipun aku tidak suka tentakel, tapi jika Master yang melakukannya... maka saya tidak akan keberatan." Tsunade merona.

"Hmm, menarik..." Vermillion mengelus dagunya. Dengan kemampuan ini, dia memang dapat melakukan banyak hal-hal bejat.

"Jadi, apakah Master ingin memakannya?" Tsunade menatap Vermillion dengan senyum menggoda.

"Tidak, lupakan saja. Aku tidak ingin menjadi monster tentakel."

"Selain itu, tidak dapat berenang demi kemampuan ini? Maaf, mungkin lain kali." Vermillion menggelengkan kepalanya.

"Sungguh sangat disayangkan..." Tsunade mendesah.

"Apakah kamu benar-benar ingin dilecehkan oleh tentakel?" Vermillion agak terkejut dengan keterbukaan Tsunade.

"Tentakel orang lain? Tidak, tapi tentakel milik Master berbeda, hehe." Tsunade memeluk Masternya dengan lebih erat sambil tertawa kecil.

"Jadi, apakah tidak ada yang menginginkannya?" Vermillion menoleh ke arah kru laki-laki-nya

Emiya dan lainnya segera menolak, jelas tidak tertarik dengan kemampuan buah itu.

"Well, kalau begitu simpan dulu dan gunakan setelah kita mendapat Devil Fruit biasa lainnya."

"Drake, simpan untukku."

"Aye, Master!" Drake menangkap Devil Fruit Zoan itu sambil tersenyum.

***

Sementara Golden Hind menuju Loguetown, Garp, sang Naval Hero bergegas menuju Loguetown dengan seluruh krunya.

Setelah Garp membawa Onigumo ke rumah sakit terdekat, dia ingin segera menyusul bajak laut Drake.

Menurut dugaannya, Drake dan kelompoknya pasti ingin pergi ke Grand Line, oleh karena itu tujuan mereka pasti Loguetown.

Beberapa hari ini, kapal perangnya telah melaju dengan kecepatan penuh demi menyusul kriminal itu.

"Lapor, Vice Admiral Garp! Bajak Laut Drake terlihat tak jauh di depan!" Garp yang sedang tidur-tiduran segera bangun.

Menuju dek kapal, Garp segera melihat ke arah Golden Hind yang ada di kejauhan.

"Hehe, akhirnya kutemukan." Garp meremas tinjunya.

"Anak-anak, kemudikan kapal perang ke sana. Siapkan senjata dan peluru saya!"

Mendengar perintah Vice Admiral Garp, para prajurit segera mengikuti perintah.

Prajurit-prajurit itu buru-buru membawa dua kotak berisi bola meriam dan menaruhnya di dekat Garp.

Di sisi lain, Drake dan Vermillion mengetahui kedatangan kapal perang itu sejak lama, mereka tidak lari dan menunggu mereka mendekat.

Melihat sosok kuat Garp yang berdiri di geladak kapal, Vermillion dibuat terkejut. Dia tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan Garp sebelum memasuki Grand Line! Seorang ahli top dunia.

Namun, Vermillion tidak takut sama sekali, malahan merasa bersemangat. Ini adalah pertama kalinya dirinya melawan pemain top dunia!

"Garp the Fist... mari kita lihat, apakah seni bela diri yang aku dapat dapat menandingi pemain top dunia atau tidak." Memandang Garp di kejauhan, Vermillion sangat ingin mencoba kemampuannya.

Melihat Golden Hind yang mendekat, Garp tersenyum lebar. Mengambil bola meriam, Garp segera melemparkannya dengan tangan kosong!

"Fist-Bone Meteorite!"

"Meluncurkan meriam dengan tangan kosong? Baru pertama kali aku melihatnya." Drake melihat bola meriam itu sambil menyeringai.

"Tapi, dibandingkan dengan daya tembak Golden Hind-ku, maka kamu bukanlah lawan!"

"Golden Hind! Siapakan meriam dan... tembak!"

Mengikuti perintah Drake, Golden Hind membidik meriam itu lalu menembaknya dengan laser.

Bahkan setelah menghancurkan meriam Garp, laser itu masih melaju ke arah Garp.

"Oh?!"

Melihat laser itu, Garp terkejut. Mengambil bola meriam lain, dia melemparkannya lagi ke arah laser.

*Boom!*

Suara ledakan terdengar, kali ini laser itu menghilang bersama meriam yang garp tembakkan.

-----

read chapter 65 on;

patréon.com/mizuki77


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.