Preman Masuk Pesantren

Chapter 12: Kekacauan Cinta : Kaleng, Lagu, dan Pingsan



Masih Di Taman Pesantren Darussalam..

"Ha.. itu kan lagunya Natta Reza." kata Titah yang mengetahui lagu milik siapa yang di nyanyikan oleh Kamil.

"Titah.., ada dua lagu lagi untuk kamu." kata Kamil yang sedang menyiapkan lagu kedua dan ketiga untuk Titah.

"Ha.. dua lagu lagi, kenapa gak sekalian satu album saja mil, mil.." keluh Titah saat mendengar perkataan dari Kamil bahwa ada dua lagu lagi yang harus dia dengarkan.

"Ku mohon kamu mau ya mendengarnya." Kamil memohon pada Titah agar Titah mau mendengarkan dua lagi yang di persembahkan untuknya.

"Ya sudah cepat tapi.." Titah pun mau mendengarkan lagu yang akan di nyanyikan oleh Kamil dengan syarat.

"Oke, Em tah.." Kamil pun kesenengan Titah masih mau duduk bersamanya dan mendengarkan lagu yang akan di nyanyikan olehnya walaupun dengan syarat.

"Apa lagi mil?" tanya Titah.

"Tapi apa?" tanya Kamil juga.

"Ya sudah buruan nyanyinya." jawab Titah.

"Oke.." Kamil kesenangan lagi walaupun Titah belum bilang syaratnya yang di ajukan olehnya untuk Kamil.

Lagu kedua yang di nyanyikan oleh Kamil.

Melamar Mu- Badai romantic projects.

"Di ujung cerita ini

Di ujung kegelisahanmu

Kupandang tajam bola matamu

Cantik, dengarkanlah aku

Aku tak setampan Don Juan

Tak ada yang lebih dari cintaku

Tapi saat ini 'ku tak ragu

'Ku sungguh memintamu

Jadilah pasangan hidupku

Jadilah ibu dari anak-anakku

Membuka mata dan tertidur di sampingku

Aku tak main-main

Seperti lelaki yang lain

Satu yang kutahu

Kuingin melamarmu

Aku tak setampan Don Juan

Tak ada yang lebih dari cintaku

Tapi saat ini 'ku tak ragu

'Ku sungguh memintamu

Jadilah pasangan hidupku

Jadilah ibu dari anak-anakku

Membuka mata dan tertidur di sampingku

Aku tak main-main

Seperti lelaki yang lain

Satu yang kutahu

Kuingin melamarmu

Jadilah pasangan hidupku

Jadilah ibu dari anak-anakku

Membuka mata dan tertidur di sampingku (di sampingku)

Aku tak main-main (main-main)

Seperti lelaki yang lain

Satu yang kutahu

Oh, satu yang kumau

Kuingin melamar mu."

Kamil menyanyikan lagu keduanya untuk Titah.

Masih Di Taman Pesantren Darussalam..

"Satu lagi ya sayang.." Kamil mengingatkan Titah bahwa ada satu lagu lagi yang akan di nyanyikan olehnya.

"Em cepat.." kata Titah.

"Oke.." Kamil masih kesenangan karena Titah masih ingin duduk bersamanya.

Lagu ketiga yang di nyanyikan oleh Kamil.

Eeaaa - Kamil.

"Hari ini..

Hari pertama ku jumpa dengannya

Oh dia sungguh cantik

Cantik bagaikan bidadari

Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren

tepat di pelukan ku eeaa..

Kau gadis ku yang sangat cantik

aku cinta padamu eeaa.. eeaa.. eeaa..

Dan kini ku mohon janganlah kau menolak ku

karena ku cinta padamu

Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren

tepat di pelukan ku eeaa..

Kau gadis ku yang sangat cantik

aku cinta padamu eeaa.. eeaa.. eeaa.."

Kamil menyanyikan lagu ketiganya untuk Titah.

Titah pun meminta Kamil untuk menyanyikan satu buah lagu untuknya dengan lagu yang berjudul cinta gila dari ungu dan gagal permintaannya itu belum sempat terucap karena Rivan datang marah-marah kepada Kamil, karena Kamil menendang kaleng yang mengenai kepala Rivan.

Masih Di Taman Pesantren Darussalam..

"Em bener kan pasti ujung-ujungnya lagu itu yang di nyanyikan." keluh Titah dalam hati.

"Sudah sayang, jadi gimana?" tanya Kamil.

"Gimana apanya?" tanya Titah juga.

"Ya gimana aku di maafin gak nih?"

"Lik jo gimana kabarnya ya di Jakarta?" tanya Titah dalam hati tanpa menyimak Kamil yang berbicara dengannya.

"Tah, Titah ku sayang.., Ih kok diam saja sih.." kata Kamil dalam hati.

"Titah dan Kamil biasanya ada di sini nih, tapi dimana ya?" tanya Rivan sambil mencari-cari keberadaan Titah dan Kamil di taman pesantren darussalam.

"Ih.. gak enak tahu di diamkan seperti ini, ih.." keluh Kamil dalam hati sambil menendang kaleng yang berada dihadapannya dan mengenai Rivan.

Tuiing..

Kaleng soda yang di tendang Kamil mengenai kepala Rivan.

"Haduh.." Rivan kesakitan karena kena tendangan dari kaleng yang di tendang oleh Kamil.

"Boleh minta lagu satu lagi gak?" tanya Titah.

"Haa.. Apa Titah ku sayang, kamu tadi minta apa?" tanya Kamil juga.

"Boleh minta lagu satu lagi gak mil?" tanya Titah lagi.

"Boleh.." jawab Kamil dengan kesenangan karena Titah mau berbicara dengannya.

"Apaan nih, Haa kaleng.. Em dasar Kamil kalau pacaran gak lihat orang, semprul.." keluh Rivan dengan kesal sambil memegang kaleng yang di tendang oleh Kamil mengenai kepalanya.

"Jadi gimana, boleh gak?"

"Boleh dong sayang hehe, mau lagu apa Titah ku sayang?"

"Em tunggu sebentar.." Titah meminta Kamil menunggu.

"Mil.." Rivan memanggil Kamil sambil memegangi kepalanya dan juga kaleng yang di tendang Kamil mengenai kepalanya.

"Iya apaan?" tanya Kamil yang menunggu syarat atau permintaan dari Titah.

"Kamu.." Rivan marah dengan Kamil sambil memegangi kepalanya dan juga kaleng yang di tendang Kamil mengenai kepalanya.

"Salamnya mana mas?" tanya Titah sambil mengingatkan Rivan yang lupa memberikan salam saat datang menemui Titah dan Kamil.

"Astaghfirullahalazim lupa maaf, iya deh saya ulang deh, assalamu'alaikum." Rivan memberikan salam pada Titah dan Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Titah dan Kamil menjawab salam dari Rivan.

"Kenapa sih van, gak lihat apa orang lagi indehoy nganggu saja kamu ini?" tanya Kamil.

"Mil.." Titah memanggil Kamil yang akan menyebutkan permintaannya.

"Sabar sayangku." Kamil meminta Titah untuk sabar dahulu karena urusannya dengan Rivan belum selesai yang mengganggunya.

"Ih.." Titah ngambek lagi pada Kamil, saat Kamil memilih untuk meladeni Rivan yang tiba-tiba menghampiri Titah dan Kamil.

"Titah ku sayang, tuh kan van ini semua gara-gara kamu, kamu kenapa sih van?"

"Ini.." jawab Rivan memperlihatkan kaleng yang di tendang Kamil.

"Waduh kena kamu ya van?", tanya Kamil lagi.

"Menurut panjenengan?" tanya Rivan juga.

"Eh maaf, maaf ya gak sengaja saya, tadi kesal di cuekin sama Titah pas saya lagi ngomong sama dia.." jawab Kamil menjelaskannya pada Rivan.

"Em iya, duh sekarang puyeng nih kepala saya, mil kok burung banyak banget ya di atas kepala saya." Rivan pun pingsan akibat kena tendangan kaleng Kamil.

"Ah masa sih van mana?, yah yah yah.. Dia pingsan, Titah ku sayang.. Duh.. pasti dia marah lagi deh nih Em yakin banget ini, pasti dia marah lagi.. Duh.. Rivan.." Kamil kesal dan mengejarnya kembali juga meninggalkan Rivan di taman yang sedang pingsan.

"Tahu ah.." Titah marah lagi pada Kamil saat Kamil tidak mendengarkannya dan malah memperdulikan Rivan.

"Titah ku sayang, Hadeh.. Elu sih van ah.. Titah ngambek lagi tuh kan aah.. Bodo ah gue tinggal saja di sini." Kamil memilih mengejar Titah dari pada Rivan.

"Em teman semprul.. Temannya pingsan karena ulahnya malah pergi gitu saja dan tidak bertanggung jawab, eh.. Mil.. Mil.. Aku pingsan loh ini.. Mil.. Ah.. Pingsan lagi deh.." keluh Rivan.

"Eh tapi kalau gak gue tolongin anak orang kasihan juga ya, ih serba salah deh gue hmm, haduh.. Van, van, van, berat banget sih ini anak padahal badannya kurus, tapi kok berat banget sih, ini karena gue gak ingat kita juga teman dari kecil dan saling bantu, gue ogah ya nolongin elu." keluh Kamil yang kembali lagi ke taman untuk menolong Rivan, kemudian membawanya ke kamar.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.