Preman Masuk Pesantren

Chapter 14: Rencana dan Perubahan Hati : Menghadapi Kesalahpahaman



Asrama Putri

"Kamil sedang apa ya sekarang, kenapa sih kamu gak kejar-kejar seperti tadi, kenapa juga sih kamu gak mengerti juga mil, kalau aku tanpamu bagaikan ambulance tanpa uwiw, hemm.." kata Titah dalam hati.

Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..

"Aahh.. Titah.. Cintaku tanpamu bagaikan mati lampu, dan Titah.. Cintaku tanpamu bagai malam tiada berlalu.." Kamil teriak-teriak agar hatinya lega.

" Em.. Sekarang malah teriak-teriak. " kata Fitra dalam hati.

"Oke kalau begini enaknya nyanyi nih, music." Kamil mulai memainkan gitarnya dan bernyanyi.

"Oo ohh dia nyanyi, eh tapi enak juga, goyang ah.." kata Fitra yang mulai bergoyang.

Seperti Mati Lampu - Nassar / lagu yang di nyanyikan oleh Kamil.

"Janganlah kau tanyakan besarnya cintaku

Ku persembahkan untukmu, hanya kepadamu

Oh dan janganlah kau ragukan luasnya cintaku

Yang putih tulus untukmu, hanya kepadamu

Luasnya laut tak seluas cinta yang ku punya

Tak sedalam cinta yang ku rasa, cintaku satu untukmu

Tingginya langit tak setinggi kasih yang ku punya

Tak setinggi kasih yang ku rasa, cintaku satu untukmu

Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu

Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu

Janganlah, kau tanyakan besarnya cintaku

Ku persembahkan untukmu, hanya kepadamu

Luasnya laut tak seluas cinta yang ku punya

Tak sedalam cinta yang ku rasa, cintaku satu untukmu

Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang, bagai malam tiada berlalu

Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang, bagai malam tiada berlalu."

Kamil menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur hatinya.

"Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang bagai malam tiada berlalu."

Bayangan Kamil kalau Titah juga bernyanyi bersama dengannya.

"Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang, bagai malam tiada berlalu

Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu

Cintaku tanpamu ya sayang, bagai malam tiada berlalu."

Kamil masih menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur hatinya.

Asrama Putri

"Benar-benar aku tanpamu bagaikan ambulance tanpa uwiw." kata Titah yang merindukan Kamil.

Uwiw Uwiw (Aku Tanpamu) - cita citata / lagu yang di nyanyikan oleh Titah.

"Aku tanpamu

Aku tanpamu

Tujuh hari seminggu

Terasa jenuh tanpa dirimu

Bersama kita selalu

Takkan ku lupa sepanjang waktu

Dimana ada diriku disitu ada dirimu kita takkan terpisah

Walau engkau disana

Hatiku ada selalu bersamamu

Aku tanpamu

Bagaikan ambulance tanpa uwiw (uwiw uwiw) Aku tanpamu

Bagaikan ambulance tanpa uwiw (uwiw uwiw) Kala aku merindu

Saat kau jauh dari diriku

Tanpa ku dipelukmu

Bagai berjalan tanpa sepatu

Dimana ada diriku disitu ada dirimu kita takkan terpisah

Walau engkau disana

Hatiku ada selalu bersamamu

Aku tanpamu

Bagaikan ambulance tanpa uwiw (uwiw uwiw) Aku tanpamu

Bagaikan ambulance tanpa uwiw (uwiw uwiw) Aku tanpamu… Aku merindu…

Aku tanpamu… Aku merindu…

Aku tanpamu

Bagaikan ambulance tanpa uwiw (uwiw uwiw) Aku tanpamu

Aku merindu…

Aku tanpamu

Bagaikan ambulance tanpa uwiw (uwiw uwiw) Aku tanpamu

Bagaikan ambulance tanpa uwiw (uwiw uwiw)."

Titah menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur hatinya.

Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..

"Yes sudah dapat sekarang tinggal laporan ke a Fitra deh." kata Rivan yang kesenangan karena sudah mendapatkan nomer rumahnya Titah, lalu Rivan melihat Fitra yang sedang bergoyang sendirian di taman pesantren.

"Asik.." kata Fitra yang masih bergoyang di taman pesantren sambil memejamkan matanya.

"Tuh benarkan, ini a Fitra nih, a, a, a.." kata Rivan yang mencoba menyadarkan Fitra.

"Eh Rivan, ikut goyang yuk van, lagunya enak nih.." kata Fitra yang masih goyang yang ternyata Kamil sudah berhenti bernyanyi.

"Haa goyang?" tanya Rivan kebingungan.

"Iya goyang, itu si Kamil punya lagu baru enak dan dia kan lagi nyanyi." jawab Fitra sambil memejamkan mata yang tak sadar kalau ternyata Kamil sudah tidak bernyanyi.

"Em itu kan Rivan dan a Fitra, sedang apa ya mereka di sana?" Kamil bertanya-tanya di dalam hati.

"Haduh kayanya a Fitra ke masukan demit di taman sini nih." kata Rivan dalam hati.

"Van.." Kamil menghampiri Rivan yang berusaha menyadarkan Fitra.

"Eh kamu mil, a.." sambung Rivan yang masih berusaha menyadarkan Fitra.

"A Fitra kenapa van?" tanya Kamil.

"Gak tahu mil, saya lewat sini, sudah kaya gini." jawab Rivan.

"Oh, kalau kaya gitu gampang van cara menyadarkannya."

"Caranya kaya gimana mil?" tanya Rivan.

"Kaya gini nih, perhatikan ya." jawab Kamil yang akan memberikan contoh pada Rivan.

"Iya mil.." kata Rivan yang memperhatikan Kamil.

"A, eta awewe manten nya, geulis pisan." kata Kamil memberikan contoh pada Rivan agar kakaknya sadar.

"Haa awewe, manten mil?" tanya Fitra yang sadar saat Kamil bilang ada perempuan cantik di taman pesantren.

"Tuh gitu van, caranya." kata Kamil lagi.

"Oh gitu ya, oke kapan-kapan gue praktekin deh hehe" sambung Rivan sambil tertawa.

Asrama Putri

"Hmm enaknya mah ke taman pesantren sajalah." kata Titah yang bosan di asrama putri.

Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..

"Mil kamu dimana sih, eh itu sepertinya Kamil deh, samperin ah.." kata Titah yang akan menghampiri Kamil, Rivan dan Fitra.

"Manten mil?" tanya Fitra.

"Manten naon nya?" tanya Kamil juga.

"Awewe mil.." jawab Fitra.

"Itu kaya Titah deh." kata Rivan yang melihat Titah yang akan menghampiri Kamil, Rivan dan Fitra.

"Ih manten mil awewe na?" tanya Fitra lagi.

"Punika a wedokanne ayu banget." jawab Rivan yang menunjuk Titah.

"Manten van?" tanya Fitra penasaran.

"Punika.." jawab Rivan lagi yang masih menunjuk Titah.

"Eh van emangnya ada ya?"

"Ana mil.."

"Haa serius?"

"Iya mil, ada.."

"Ada, mana?" tanya Kamil penasaran.

"Tuh.." jawab Rivan lagi yang masih menunjuk Titah.

"Em itu mah.." kata Fitra.

"Titah ku sayang.." sambung Kamil.

"Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Kamil, Rivan dan Fitra.

"Wa'alaikumussalam." Rivan, Kamil dan Fitroh menjawab salam dari Titah.

"Mil.."

"Iya tah, ada apa?" tanya Kamil.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu nih, tapi.." jawab Titah memberi Kamil kode.

"Oh oke, em.." seru Kamil.

"Tahu kok mil, apa yang kamu maksud, van yuk, rapat." ajak Fitra yang mengerti apa yang di ingin kan Kamil.

"Dhateng pundi?"

"Rapat di kamar."

"Haa.. Ogah.." kata Rivan yang tidak mau ikut Fitra ke kamar untuk membicarakan rencana mendatangkan Paijo ke pesantren darussalam.

"Em, van, van.."

"Iya mil, mil.."

"Sudah pernah dengar belum kalau ada dua orang, yang satunya perempuan dan yang satunya lagi laki-laki sedang berduaan lalu ada orang ketiga, maka orang ketiganya itu adalah.." kata Kamil memperingati Rivan.

"Setan mil.." sambung Rivan.

"Nah.." seru Kamil.

"Berarti saya setan dong, hmm Kamil.." Rivan kesal.

"Ett bukan gue loh ya yang ngomong, tapi elu sendiri yang ngomong." kata Kamil menjelaskannya pada Rivan.

"Haha.." Titah tertawa.

"Ya sudah makannya ayo.."

"I, i, iya deh.." keluh Rivan.

"Assalamu'alaikum." Rivan dan Fitroh memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Titah menjawab salam dari Rivan dan Fitroh.

"Duduk yuk tah." kata Kamil yang mengajak Titah duduk.

"Iya mil, kamu juga ya." sambung Titah.

"Kenapa, oh iya lupa kamu sudah gak marah lagi nih sama aku sekarang?" tanya Kamil.

"Enggak ah, gak enak tahu marahan." jawab Titah.

"Oh.." seru Kamil.

"Ya.." sambung Titah.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.