Chapter 2: Rencana Kabur : Titah Menghadapi Takdir
"Yuk yah, mil, keburu beurang." kata ustazah Prameswari.
"Yuk, sep jaga anu leres." pinta pak kyai Abdullah.
"Siap pak kyai Abdullah." kata Asep patuh.
"Assalamu'alaikum mang.." Kamil memberikan salam kepada Asep.
"Wa'alaikumussalam." mang Asep menjawab salam dari Kamil.
"Assalamu'alaikum mang Asep.." Fitra memberikan salam pada Asep.
"Wa'alaikumussalam den kasep Fitra, aya naon?" tanya Asep.
"Eta anu barusan pergi ayah bukan?" tanya Fitra juga.
"Nu manten?"
"Anu nembe mang.."
"Anu tadi?"
"Muhun.."
"Oh eta mah abah, den kasep Kamil, sarua ibu juragan." kata Asep.
"Oh, terus ayah kuring kamana?"
"Lamun juragan atos pergi habis subuh tadi."
"Kamana mang?"
"Haduh lamun eta mamang teu nyaho, aya naon emang na den kasep Fitra?"
"Duit bensin jieun berangkat kuliah teu cukup, niatna hayang nyuhunkeun tambih ayah.."
"Oh.." seru Asep.
"Muhun mang, nya atos deh lamun begitu Fitra siap-siap jieun kuliah wae, assalamu'alaikum mang Asep." kata Fitra.
"Muhun den kasep Fitra, wa'alaikumussalam." sambung Asep.
Jakarta
Di Sekolah Titah..
"Ih sebel.." Titah mengerutu dan kesal atas keputusan ayahnya.
"Hati-hati cah ayu.." Paijo meledek Titah.
"Au ah.." keluh Titah.
"E e e eh.. Hpku bunyi ada whatsapp dari kanjeng romo, baca dulu habis itu baru di balas." kata Paijo.
**
[Kanjeng romo : Assalamu'alaikum jo, sesuai dengan apa yang saya omongi tadi pagi di rumah, kalau saya mempunyai dua tugas untuk kamu, tugas pertama sudah kamu laksanakan belum?]
[Paijo : Wa'alaikumussalam sudah kanjeng romo, lalu tugas keduanya apa ya kanjeng romo?]
[Pak Nano : Kamu urus pindah sekolahnya Titah, saya mau hari ini sudah beres.]
[Paijo : Siap kanjeng romo.]
[Pak Nano : Ya sudah kalau begitu nanti kasih laporan ke saya.]
[Paijo : Siap kanjeng romo.]
[Pak Nano : Oke assalamu'alaikum.]
[Paijo : Wa'alaikumussalam, kanjeng romo.]
**
Surat pindah sekolah pun selesai di urus oleh Paijo atas perintah pak Nano, dan keesokan pagi baru pak Nano memberitahu kalau putrinya akan dikirim ke pesantren dan melanjutkan sekolah di pesantren. Pak Nano juga berharap ketika putri nya sudah selesai menimba ilmu di pesantren akan menjadi anak yang saleha.
Keesokan Paginya..
Sukabumi
DI PESANTREN DARUSSALAM
Di Dapur Pesantren Darussalam..
"Sudah lengkap semua untuk sarapan." kata bi Ella.
"Assalamu'alaikum." umi Fatimah memberikan salam pada bi Ella.
"Wa'alaikumussalam." bi Ella menjawab salam dari umi Fatimah.
"Sudah sarapannya untuk santri putra dan santri putri bi?" tanya umi Fatimah.
"Atos atuh umi.." jawab bi Ella.
"Ya sudah kita bawa ke ruang makan pesantren saja yuk bi.."
"Hayu dan siap umi."
Di Ruang Makan Pesantren Darussalam..
"Kunaon a?" tanya Kamil.
"Perasaan kamari aa tingali mama, anjeun, jeung abah loba banget belanjaannya, terus kunaon ayeuna janten segini mil?" tanya Fitra juga.
"Oh eta, eta untuk tamu abah, sobatna ayah hayang ka dieu." jawab Kamil.
"Oh kitu, eh mil.."
"Kunaon deui a?"
"Tunggu maksudna anjeun kumaha da, sobatna ayah atau tamunya abah?"
"Sobatna ayah, tamunya abah juga a.. Pan anaknya hayang di masukan ke pesantren ieu."
"Oh.. Santri putra junior.." seru Fitra.
"Bukan a.."
"Bukan.."
"Muhun a, santri putri."
"Oh santri putri."
"Muhun.."
Jakarta
DI RUMAH PAK NANO
Di Meja Makan..
"Loh lik jo mau kemana ta bawa tas dan barang banyak sekali?" tanya Titah.
"Titah kamu kenapa masih pakaian sekolah?, ganti gih, Darmi.." tanya pak Nano.
"Nggih kanjeng romo." jawab Darmi.
"Baju yang saya suruh beli untuk Titah mana?"
"Niki kanjeng romo."
"Ini nduk, mi, Darmi.."
"Kamu bantu Titah nggih." pinta pak Nano.
"Oh nggih kanjeng romo." kata Darmi patuh.
"Loh bu, itu kan.." Titah kaget melihat kopernya dibawa oleh ibunya.
"Nduk cepat." pinta pak Nano.
"Nggih pak.." kata Titah patuh.
Di Kamar Titah..
"Loh bi Dar.." Titah kaget ketika melihat isi lemarinya kosong kemudian Titah memanggil Darmi.
"Nggih cah ayu." jawab Darmi.
"Kok lemariku kosong dan bajuku juga kemana?" tanya Titah.
"Sudah diangkat Paijo dan dibawa oleh kanjeng ibu tadi cah ayu.." jawab Darmi lagi.
"Jadi yang tadi itu.."
"Nggih, niki cah ayu."
"Haaa, apaan nih bi Dar?" Titah kaget lagi diberikan baju gamis dan kerudung oleh Darmi.
"Niki sing asmane rasukan gamis cah ayu dan niki hijab utawi kerudunge." jawab Darmi lagi.
"Haaa gak salah bi Dar..?"
"Mboten cah ayu."
"Nggih sampun deh.."
"Nggih.." seru Darmi.
Di Meja Makan Lagi..
**
[Pak Nano : Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh pak ustaz Galih.]
[Pak ustaz Galih : Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh pak Nano.]
[Pak Nano : Saya, istri, dan anak saya sudah siap untuk berangkat ke sukabumi ya.]
[Pak ustaz Galih : Oh iya pak Nano, saya akan menunggu kedatangan pak Nano dan keluarga ke pesantren Darussalam.]
[Pak Nano : Baik kalau begitu saya tutup dulu telepon nya dan kita lanjut kan di sana saja ya pak ustaz Galih..]
[Pak Ustaz Galih : Iya pak Nano, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.]
[Pak Nano : Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh pak ustaz Galih.]
**
Pak Nano sekeluarga berangkat ke Sukabumi dan di perjalanan barulah pak Nano menjelaskan pada anaknya yang bernama Titah, bahwa ia akan di masukan ke pesantren darussalam untuk menimba ilmu agama islam di sana.
Di Mobil Pak Nano..
"Sebentar lagi sampai.." kata pak Nano.
"Nginep di vila mana pak?" tanya Titah.
"Gak nginep di vila nduk.." jawab pak Nano.
"Terus?"
"Bapak sudah urus pindah sekolah kamu kemarin, bapak juga mendaftarkan kamu ke pesantren Darussalam."
"Apa pak!!, pesantren.." kata Titah terkejut.
"Nggih.." seru pak Nano.
"Gak bisa, gue gak mau masuk pesantren Darussalam itu, gue harus cari cara, AHA!!, gue punya ide.." kata Titah dalam hati.
"Ini nak di minum dulu teh angetnya.." kata ibu Tuti memberikan teh pada Titah.
"Nggih bu.., haduh.." kata Titah yang berpura-pura kesakitan.
"Kenapa mbak?" tanya Ayu.
"Kebelet sakit perut nahan buang air kecil dari tadi tahu.."
"Oh.." seru Ayu.
"Mang.."
"Muhun den geulis."
"Berhenti mang.." pinta Titah.
"Kok berhenti man?" tanya pak Nano.
"Di suruh berhenti sama den cantik kanjeng romo.." jawab Aiman.
"Kebelet pak, nah tuh dia toilet umumnya.., aku ke kamar mandi dulu ya pak.." kata Titah.
"Ya cepat ya.." sambung pak Nano.
"Oke.." Titah mulai menjalankan rencananya.
"Jo.."
"Nggih kanjeng romo." jawab Paijo.
"Susul Titah, saya takut ini akal-akalannya Titah saja, Titah itu kan kaya Sule.." pinta pak Nano.
"Kok Sule sih pak?" tanya Ayu.
"Itu idenya banyak.." jawab pak Nano.
"Oh.." seru Ayu.
"Cepat jo.." pinta pak Nano.
"Nggih kanjeng romo, man.." kata Paijo patuh.
"Apa jo?" tanya Aiman.
"Yuk.." ajak Paijo.
"Muhun.." kata Aiman.
"Ih ngapain sih mang Aiman dan lik jo kawal aku.., harus di akal-akalin lagi ini mah.." kata Titah dalam hati.
Di Depan Kamar Mandi Umum..
"Mang jo, lik Aiman.."
"Kewalik cah ayu.." kata Paijo.
"Oh iya, mang Aiman, lik jo.." sambung Titah.
"Tah eta anyar leres.." kata Aiman.
"Ngapain?" tanya Titah.
"Masuk.." jawab Paijo.
"Enggak, enggak.." tolak Titah.
"Loh kok.."
"Aku arepe nguyuh kok melu melebu.." kata Titah.
"Jo.."
"Apa?" tanya Paijo.
"Artinya.." jawab Aiman.
"Yang mana?"
"Yang tadi.."
"Yang barusan ta man?"
"Muhun.."
"Artinya cah ayu mau pipis kita ngapain ikut masuk." kata Paijo.
"Oh.." seru Aiman.
"Ih sudah belum sih diskusinya, sudah gak tahan nih.." Titah mengeluh kepada Paijo dan Aiman.
"Ya sudah den cantik mangga." kata Aiman dan Paijo.
"Duh gimana ini, terus gimana caranya aku kabur.." kata Titah dalam hati, sambil mencari ide baru.
Lima Menit Kemudian..
Masih Di Kamar Mandi Umum..
"AHA.., aku punya ide.." kata Titah yang baru saja mendapatkan ide.
Masih Di depan Kamar Mandi Umum..
"Kok lama ya." kata Aiman yang menunggu Titah lama di depan kamar mandi umum.
"Kenapa man?" tanya Paijo.
"Ngantuk jo, tungguinnya lama.." jawab Aiman.
"Sabar.."
"Mang, lik.."
"Iya den cantik." jawab Paijo dan Aiman kompak.
"Bawa uang gak?" tanya Titah.
"Bawa cah ayu, ini.." jawab Paijo.
"Bayarin dulu gih, nanti saya bilang bapak, soalnya Titah lupa minta bapak.." kata Titah.
"Oh nggih.." sambung Paijo.
"Mang haus nih.."
"Iya den cantik."
"Ini saatnya." Titah melarikan diri karena berhasil mengelabuhi kedua abdi dalemnya.
"Ini den, loh jo.."
"Apa..?"
"Den cantik mana?"
"Loh bukannya sama kamu tadi.."
"Gak sama saya jo.."
"Sama saya juga enggak.."
"Terus kemana dong?"
"Gak tahu, oh sudah balik ke mobil kali nunggu kita kelamaan"
"Ya sudah kita ke sana yuk.." ajak Paijo.
"Yuk.." sambung Aiman.