Chapter 4: Rencana Kabur dan Lagu Cinta : Awal Persahabatan
Di Halaman Depan Pesantren Darussalam Lagi..
"Tah bapak pulang ya." kata pak Nano.
"Iya pak.." sambung Titah.
"Pak kyai, pak ustaz Galih titip anak saya ya."
"Iya pak Nano, tenang saja saya akan menjadikan Titah seperti yang pak Nano mau." janji pak ustaz Galih.
"Iya no, tenang saja.." janji pak kyai Abdullah juga.
Asrama Santri Putri
"Aman deh nih kayanya lebih baik kabur dari pesantren ini sekarang saja deh.." kata Titah berencana untuk kabur dari pesantren Darussalam lagi.
Di Halaman Depan Pesantren Darussalam Lagi..
"Yah ada yang jaga lagi, terus gimana dong?, AHA!!, di pesantren ini kan ada halaman belakangnya, lewat sana saja deh.." kata Titah masih berencana untuk kabur dari pesantren Darussalam.
Di Pos Pesantren Darussalam..
"Mil.."
"Muhun a.."
"Rivan mana?" tanya Fitra. .
"Tuh.." jawab Kamil.
"Assalamu'alaikum." Rivan memberikan salam pada Kamil dan Fitra.
"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Fitra menjawab salam dari Rivan.
Di Halaman Belakang Pesantren Darussalam..
"Ini dia, yah tinggi banget lagi.." keluh Titah.
"Van.."
"Apa mil..?" tanya Rivan.
"Kamu cek di sana ya." jawab Kamil.
"Yah.. Ada orang lagi, lama deh di sini, takut ada yang lihat juga, ya sudah deh tunggu di sini saja dulu siapa tahu gak lama dan saya bisa kabur dari sini deh.." keluh Titah lagi.
"Mil cek yang benar ya." pinta Fitra.
"Iya a.." kata Kamil patuh.
"Kamu juga ya van, jaga yang benar." pinta Riko.
"Siap komandan." kata Rivan patuh.
"Ya sudah mulai.." pinta Fitra dan Riko.
"Oke.." sorak Kamil dan Rivan kompak.
"Saya ke sana deh.." kata Kamil.
Kamil, Rivan dan Fitra berpencar untuk jaga pesantren Darussalam malam ini.
"Akhirnya pergi juga, dari tadi kek.."
"Eh ke sana saja deh.., apaan tuh, Haa.." Titah lompat dari tembok pesantren dan jatuh tepat di pelukan Kamil keduanya pun saling berpandangan.
"Cantiknya.." kata Kamil di dalam hati.
"Tampannya.." kata Titah juga di dalam hati.
"Van.."
"Iya a.."
"Kamil mana?" tanya Fitra.
"Gak tau, eh itu a.." jawab Rivan.
"Itu kan santri putri baru, pelukan sama Kamil." kata Rivan yang melihat Kamil dan Titah saling bertatapan dan berpelukan.
"Assalamu'alaikum." Fitra dan Rivan memberikan salam pada Titah dan Kamil.
"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Titah menjawab salam dari Fitra dan Rivan.
"E'hem.. Enak tuh peluk-pelukan." sindir Fitra.
"Ingat mil bukan mahramnya." sindir Rivan juga.
"Eh iya, astaghfirullahalazim." kata Kamil dan Titah.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Rivan.
"Terserah gue mau ngapain kek, mau dimana kek emangnya ada urusan apa sama lu ha..?" tanya Titah sewot.
"Eh sudah, sudah.., tadi dia jalan-jalan kok a, van terus juga saya lihat dia mau jatuh ya saya tolong dan adegannya seperti yang Rivan dan aa lihat tadi." kata Kamil membela Titah.
"Benar?" tanya Fitra. .
"Iya benar kok.." jawab Kamil masih membela Titah.
"Ya sudah kamu masuk yuk, a, van." ajak Kamil.
"Apa mil?" tanya Rivan dan Fitra bersamaan.
"Antar dia dulu ya.." jawab Kamil.
"Iya.." kata Rivan dan Fitra kompak.
"Ya sudah aku dan aa jalannya duluan ya." kata Rivan.
"Iya.." seru Kamil.
"Jangan sok jadi pahlawan deh, ini gara-gara elu ya gue jadi gak bisa kabur dari pesantren ini, satu lagi kenapa ya gue sial terus setiap ketemu sama elu, hem.." kata Titah.
"Sudah di tolong bukannya bilang terimakasih malah begitu, nyesel saya bantu kamu tadi, seharusnya saya biarkan saja kamu jatuh tadi." sambung Kamil.
"Kalau gak ikhlas tolongin gak usah tolongin tadi, awas minggir elu.."
Di Depan Asrama Santri Putri..
"Ih.. Gara-gara dia gue jadi gak bisa kabur, padahal tinggal sedikit lagi juga hem.." keluh Titah.
Asrama Santri Putra
"Cantik sih tapi sudahlah.. Kayanya saya harus bisa menaklukkan dia deh, saya harus sering mendekati dia juga deh kayanya." kata Kamil yang sedang memikirkan Titah.
Keesokan Harinya..
Di Ruang Makan Pesantren Darussalam Lagi..
"Assalamu'alaikum." Rivan memberikan salam pada Fitra.
"Wa'alaikumussalam." Fitra menjawab salam dari Rivan.
"A.."
"Naon?" tanya Fitra.
"Tuh.." jawab Rivan.
"Hadehh Kamil mulai lagi.." keluh Fitroh.
"Duduk dimana?" tanya Kamil.
"Di situ, kenapa?" tanya Titah juga.
"Gak kenapa-kenapa, oh ya kita belum kenalan nama kamu siapa?" tanya Kamil.
"Kamu nanya, kamu bertanya-tanya, iya?" tanya Titah juga.
"Serius loh saya, nama saya Kamil.." jawab Kamil memperkenalkan dirinya pada Titah.
"Oh.., laki-laki yang sawan melihat betina cantik di warung waktu itu kan?"
"Haduh kamu jangan ngomong gitu dong.."
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. " pak kyai Abdullah memberikan salam pada santri.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." para santri menjawab salam dari pak kyai Abdullah.
"Fitra, Kamil kemana?" tanya pak kyai Abdullah.
"Eta bah.." jawab Fitra.
"Oh.." seru pak kyai Abdullah.
"Muhun.." sambung Fitra.
"Kenapa?" tanya Titah.
"Malu aku." jawab Kamil.
"Haha.." Titah tertawa dan setelah itu tersenyum.
"Masha Allah senyumnya." kata Kamil dalam hati yang tersenyum melihat senyumnya Titah.
"Makan yuk.." ajak Kamil.
"Yuk.." sambung Titah.
"Eh.." Rivan menarik baju Kamil.
"Kenapa sih van?" tanya Kamil.
"Mau kemana?" tanya Rivan juga.
"Duduklah, habis itu makan, mau apa lagi, lagian juga gak baik makan berdiri van.." jawab Kamil.
"Iya gue tahu, elu ngapain sih kesana, emangnya kamu mau di kata banci?"
"Ih ya enggaklah, sudah ganteng gini masa di kata banci.."
"Tuh lihat.." Rivan menunjuk ke arah santri putri yang ada di ruang makan pesantren darussalam.
"Astaghfirullahalazim." Kamil kaget melihat kebelakang yang isinya perempuan semua.
"Hmm, ayo ke sana, lagian juga kan ini bukan wilayah kita."
"Yuk.."
Di Halaman Samping Pesantren Darussalam..
"Jujur bosen sih, enaknya ngapain ya?, AHA!!, ciptakan lagu saja deh.." kata Kamil sambil membawa buku, alat tulis dan gitar.
"Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Kamil.
"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Titah.
"Boleh ikut duduk disini gak?" tanya Titah.
"Boleh.." jawab Kamil.
"Oke.." seru Titah.
"Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..
Kau gadisku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. eeaa.." Kamil menciptakan lagu sambil memandang Titah dan bermain gitar.
"Em si Kamil, bisa saja usaha dan modusnya." keluh Rivan.
"Assalamu'alaikum." pak ustaz Galih memberikan salam pada Rivan yang sedang melihat Kamil merayu, menyanyi, dan menciptakan lagu untuk Titah.
"Wa'alaikumussalam pak ustaz." Rivan menjawab salam pak ustaz Galih.
"Van Lihat si Kamil, anak saya tidak?" tanya pak ustaz Galih.
"Itu.." jawab Rivan menunjuk ke arah Kamil dan Titah.
"Sama anak Nano, jangan-jangan.." kata pak ustaz Galih di dalam hati, kemudian pergi meninggalkan Rivan.
"Pak us.., loh kemana?" tanya Rivan sambil mencari-cari pak ustaz Galih.
"Kamu ciptakan lagu?" tanya Titah pada Kamil.
"Iya betinaku hehe." jawab Kamil.
"Haa.." kata Titah heran.
"Eh, astaghfirullahalazim." sambung Kamil.
"Kalau saya betinanya, kamu jantannya dong.."
"Ya gitu deh, haduh.."
"Aku banyak yang kurang nih pelajaran di sini, boleh minta tolong gak?"
"Kamu minta tolong pelajaran semua yang ada di sini atau hanya pelajaran yang kamu tidak bisa saja?"
"Ajari saya semua pelajaran di pesantren ini ya.." pinta Titah.
"Oke.." kata Kamil patuh.
"Makasih ya."
"Sama-sama, kapan bisa mulainya?" tanya Kamil.
"Hari ini juga boleh." jawab Titah.
"Oke.." seru Kamil.