Chapter 17: Rencana Ta'aruf : Menyambut Kehadiran Paijo
"Siap penguasa hatiku." kata Kamil patuh.
"Assalamu'alaikum mas Rivan." Kamil memberikan salam pada Rivan.
"Wa'alaikumussalam." Rivan menjawab salam dari Titah dan Kamil.
"Mas ada yang ingin meminta maaf pada mas Rivan nih, iya kan mil?" tanya Titah mengancam Kamil.
"I-iya.." jawab Kamil yang ketakutan karena ancaman dari Titah.
"Tuh benarkan mas.." kata Titah.
"Iya van, maaf ya gue marah sama elu tadi, gue cemburu melihat kamu berduaan dengan Titah dan memegang tangan Titah di taman." kata Kamil yang meminta maaf pada Rivan.
"Jadi gimana mas di maafin gak nih Kamil ku?"
"Iya aku maafin, tapi.."
"Apa van?"
"Kamu bantuin gue ya nyatakan cinta sama santi putri baru."
"Oke.." Kamil pun setuju membantu Rivan.
"Em, mil, mas, apa tidak sebaiknya kalian ta'aruf saja." Titah memberikan saran.
"Saran yang bagus tapi.." Rivan menyetujui saran dari Titah.
"Tenang nanti biar aku dan Kamil yang membantu kamu untuk berbicara pada pak kyai Abdullah, ya kan mil?"
"Iya sayang.."
"Kapan?" tanya Rivan.
"Sekarang.." jawab Titah dan Kamil.
"Oke.., aku tunggu hasilnya ya besok." kata Rivan.
"Siap bos.." sorak Kamil dan Titah.
Keesokan Harinya..
Di Depan Asrama Santri Putra..
"Van, yuk.." kata Kamil mengajak Rivan.
"Yuk.." sambung Rivan.
"Cepat nanti telat, Titah marah lagi sama gue, oh ya kemarin sebelum Tidur gue sudah menelpon rumah Titah dan berbicara langsung pada om Nano." Kamil memberitahu kepada Rivan sambil berjalan menuju ke kelas Titah.
"Terus apa kata om Nano, mil?" tanya Rivan.
"Di memperbolehkan Paijo untuk tinggal di sini dan menemani Titah." jawab Kamil.
"Terus apa lagi kata om Nano, mil?"
"Di suruh jemput ke terminal van, gue sama mang Asep nanti yang jemput."
"Oh.." seru Rivan.
"Ya.." sambung Kamil.
Di Depan Kelas Titah..
"Duh Kamil mana ya, lama banget sih.." keluh Titah yang menunggu Kamil.
"Assalamu'alaikum." Kamil dan Rivan memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari Rivan dan Kamil.
"Yuk sayang." ajak Kamil yang menggandeng tangan Titah.
"Yuk.." sambung Titah.
"Hmm obat nyamuk lagi, obat nyamuk lagi, sabar van, sebentar lagi kamu tidak akan menjadi obat nyamuk lagi kok, hehe.." kata Rivan dalam hati sambil tersenyum.
"Van yeh malah senyum-senyum sendiri gitu." Kamil mencoba menyadarkan Rivan yang sedang menghayal.
"Bukan begitu mil caranya, nih kaya gini nih caranya mil, mas ada Rania." kata Titah mencoba menyadarkan Rivan juga yang sedang menghayal.
"Haa, Rania.. Mana tah, mana?" tanya Rivan yang sadar dari menghayal.
"Hemm, gak ada.." jawab Titah.
"Lah gimana sih katanya ada.." keluh Rivan.
"Sudah yuk keruangan pak kyai Abdullah."
"Oh iya, yuk.."
"Hadeh.." keluh Kamil.
Di Ruangan Pak Kyai Abdullah..
"Assalamu'alaikum." Titah, Kamil dan Rivan memberikan salam pada pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, masuk tah, mil, van." pak kyai Abdullah menjawab salam dari Titah, Kamil dan Rivan dan mempersilahkan Titah, Kamil dan Rivan masuk ke ruangannya.
"Iya pak.." kata Titah.
"Ada apa?" tanya pak kyai Abdullah.
"Ada yang ingin Kamil dan Titah omongin soal.." jawab Kamil yang terpotong oleh pak kyai Abdullah.
"Soal naon tah?"
"Soal Rivan, abah.."
"Rivan, emang na Rivan kunaon mil?"
"Rivan minta di ta'aruf kan juga abah, seperti Kamil dan Titah."
"Oh kitu, di ta'aruf kan sami saha van?" tanya pak kyai Abdullah pada Rivan.
"Sama santri putri baru pak kyai Abdullah, dia bernama Rania." jawab Rivan.
"Oh.., ya sudah nanti bapak atur ta'aruf kalian ya, bapak juga minta Kamil dan Titah untuk hadir sebagai saksi." pinta pak kyai Abdullah.
"Siap pak kyai." sambung Titah.
"Siap abah." sambung Kamil juga.
"Baiklah, ada lagi?"
"Henteu aya abah."
"Ya sudah pak kalau begitu saya, Kamil, dan Rivan pamit." kata Titah yang pamit pada pak kyai Abdullah.
"Muhun.." kata pak kyai Abdullah.
"Assalamu'alaikum." Titah Rivan dan Kamil memberikan salam pada pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh", pak kyai Abdullah menjawab salam dari Rivan, Kamil dan Titah.
Di Depan Ruangan Pak Kyai Abdullah..
"Terimakasih ya tah, mil, sudah bantu." Rivan mengucapkan terimakasih pada Titah dan Kamil, karena telah membantunya.
"Iya van.." sambung Kamil.
"Iya mas sama-sama." sambung Titah juga.
"Astaghfirullahalazim lupa aku sayang, van ke aa gih, ini sudah jam empat sore." Kamil memberi kode pada Rivan.
"Oh iya jemuran belum di angkat, untung kamu mengingatkan saya mil, ya sudah kalau begitu permisi tah, mil." Rivan mengerti yang dimaksud oleh Kamil.
"Assalamu'alaikum." Rivan memberikan salam pada Titah dan Kamil.
"Wa'alaikumussalam." Titah dan Kamil menjawab salam dari Rivan.
"Oh ya sayangku, aku lupa hari ini ada janji sama kakak senior di pesantren darussalam, aku ke sana ya, assalamu'alaikum." kata Kamil yang alasan pada Titah dan memberikan salam pada Titah.
"Iya mil, wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari Kamil.
Di Parkiran Mobil Pesantren Darussalam..
"Mang Asep.."
"Muhun den kasep, janten hayang ka terminal na?" tanya Asep.
"Muhun mang, gancang nya." jawab Kamil.
"Oh muhun den.." seru Asep.
Kamil dan Asep pun menjemput Paijo ke terminal, sedangkan Fitra dan Rivan mempersiapkan semuanya yang di minta Kamil untuk Titah di taman pesantren Darussalam.
Di Taman Pesantren Darussalam..
"Kumaha van atos rengse acan?" tanya Fitra.
"Sampun a, tinggal setunggal." jawab Rivan.
"Anjeun ieu kumaha da, katanya atos rengse, terus kok anjeun bilang linggih hiji, ieu nu leres nu mana da, kalut aa janten na?"
"Maksudnya Rivan ingkang tinggal setunggal punika adalah Paijo, a.."
"Oh muhun, leres anjeun, nya atos urang leleson baheula yuk di dieu sambil ngantosan Kamil, eh muhun Aisyah atos anjeun kasih terang acan?"
"Rampung a, sampun kula asih tau wingi."
"Oke.." seru Fitra.
Di Terminal..
"Abdi telepon Paijo baheula nya mang." Kamil memberitahu Asep.
"Oh muhun den." jawab Asep.
**
[Mas Kamil : Assalamu'alaikum lik jo..]
[Pak lik Paijo : Wa'alaikumussalam den mas Kamil..]
[Mas Kamil : Sudah ada di terminal atau belum?]
[Pak lik Paijo : Sudah den mas, sekarang mau keluar dari bus.]
[Mas Kamil : Ya, saya tunggu di pintu keluar terminal ya lik.]
Kata Kamil memberitahu Paijo.
[Pak lik Paijo : Oh iya den, saya sudah melihat den mas Kamil kok di pintu keluar.]
[Mas Kamil : Ya sudah, assalamu'alaikum.]
[Pak lik Paijo : Wa'alaikumussalam.]
**
Masih Di Terminal..
"Tunggu sebentar lagi ya mang." kata Kamil.
"Muhun den kasep." sambung Asep.
"Assalamu'alaikum." Paijo memberikan salam pada Kamil dan Asep.
"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Asep menjawab salam dari Paijo.
"Mang tulung barang na lik jo nya." pinta Kamil.
"Muhun den kasep." kata Asep patuh.
"Oh iya whatsapp aa." kata Kamil untuk memberitahu Fitra, kalau Kamil, Asep dan Paijo sudah ada di jalan pulang.
PESANTREN DARUSSALAM
Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..
"A, hp bunyi." kata Rivan memberitahu Fitra.
"Iya van.." sambung Fitra.
"Dari siapa a?" tanya Rivan.
"Dari Kamil, van.., katanya siap-siap sudah ada di jalan mau pulang." jawab Fitra.
"Berarti saya whatsapp mbak Aisyah sekarang ya, biar mbak Aisyah bawa Titah ke taman pesantren Darussalam sekarang a?"
"Iya gih, aa mau balas whatsapp dari Kamil juga nih.."
"Oke siap.." seru Rivan.
**
[Kamil : Assalamu'alaikum a, siap-siap ya sudah di jalan pulang.]
Kamil memberitahu Fitra.
[A Fitra : Wa'alaikumussalam, iya mil, Rivan juga lagi kabari Aisyah untuk membawa Titah ke taman pesantren Darussalam.]
Fitra juga memberitahu Kamil.
[Kamil : OKE a..]