Chapter 20: Pertarungan Cinta : Lagu dan Persaingan di Taman
DI RUMAH PAK KYAI ABDULLAH
Di Ruang Tamu..
"Assalamu'alaikum." mang Udin memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam." bu ustazah Prameswari menjawab salam dari mang Udin mewakili semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.
"Sini masuk mang Udin, mil.."
"Muhun mah, kunaon?" tanya Kamil.
"Titah manten?" tanya bu ustazah Prameswari juga.
"Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam." bu ustazah Prameswari menjawab salam dari Titah mewakili semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.
"Eta mah, Titah na." jawab Kamil.
"Suruh masuk gih, kasep.." pinta bu ustazah Prameswari.
"Muhun mah.." kata Kamil patuh.
Di Depan Rumah Pak Kyai Abdullah..
"Sayang.."
"Iya cayang.."
"Masuk yuk.." kata Kamil.
"Iya sayang, yuk mbak Aisyah, mbak Rania masuk." sambung Titah.
"Iya.." seru Rania dan Aisyah.
Titah dan Kamil duduk bersebelahan, pak kyai Abdullah, Fitra dan pak ustaz Galig baru datang dari terminal untuk menjemput santri baru.
Masih Di Ruang Tamu..
"Langsung di persilahkan untuk duduk saja mil." pinta bu ustazah Prameswari.
"Muhun mah.." kata Kamil patuh.
"Cewek suit.. Suit.. Suit.." Kamil bersiul dan menggoda Titah.
"Apa sih cowokku.." Titah juga menggoda Kamil dan Titah tersenyum manja.
"Hadeh mulai dah Romeo and Juliet nya." keluh Rivan.
"Assalamu'alaikum." pak kyai Abdullah memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari pak kyai Abdullah.
"Fitra.."
"Muhun abah, aya naon?" tanya Fitra.
"Abah nyuhunkeun tulung ya, tulung anjeun antar santri anyar eta ka kamar na jeung anjeun kembali deui ka imah abah, karena ta'aruf Rivan jeung Rania akan segera di ngawitan, abah nyuhunkeun anjeun janten saksi na." pinta pak kyai Abdullah.
"Muhun abah, mil.." kata Fitra patuh.
"Naon a?" tanya Kamil.
"Temani aa yuk.." jawab Fitra.
"Kamana?"
"Antar aa ke asrama putra, ada santri baru."
"Terus Titah?"
"Ya di sini mil.."
"Tinggalin Titah di sini gitu?"
"Muhun mil.."
"Henteu hayang ah a.." Kamil menolak perintah kakaknya.
"Hadeh.., kalau sudah bucin susah Fitra.." keluh mang Udin yang melihat Kamil yang tidak mau meninggalkan Titah di rumah pak kyai Abdullah.
"Bucin apa sih mang?" tanya Fitra.
"Bucin artinya budak cinta, tra.." jawab mang Udin.
"Oh.., budak cinta.." seru Fitra.
"Ya sudah sana tra antar itu santri baru ke kamarnya, nanti ta'aruf Rivan dan Rania tidak mulai-mulai dan lihat jam berapa ini." pinta pak ustaz Galih.
"Ya sudah yuk Bibu." Titah mengajak Kamil mengantar santri baru ke kamarnya.
"Kemana bu?" tanya Kamil.
"Ke asrama putra, Bibu.." jawab Titah.
"Ya deh Bubu, a.."
"Naon mil?"
"Hayu.."
"Muhun atos hayuk, giliran Titah nu ngajakin hayu wae, doja aa nu ngajak nolak terus." keluh Fitra.
"Atos ulah protes." sambung Kamil.
"Nya atos, abah, Fitra pamit pergi ka asrama putra, assalamu'alaikum." Fitra pamit pergi untuk mengantarkan santri baru di pesantren Darussalam.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah menjawab salam dari Fitroh.
Di Asrama Putra..
"Nah mas ini kamarnya." kata Fitra.
"Oh iya, terimakasih, loh Titah.." sambung Fandi.
"Iya, Fandi.."
"Bu, kamu kenal?" tanya Kamil.
"Iya Bibu, aku kenal." jawab Titah.
"Saya Fandi, mantan pacar Titah.." kata Fandi.
"Oh.." seru Kamil.
"Iya, maaf, kamu?" tanya Fandi.
"Saya Kamil, calon suami dari Titah." jawab Kamil.
" Oh, saya pastikan kamu akan kehilangan Titah, dan saya akan merebut dia kembali darimu. " kata Fandi dalam hati.
"Bibu.." Titah memegang tangan Kamil yang mempunyai firasat buruk.
"Kenapa bu?" tanya Kamil lagi.
"Kembali yuk ke rumahnya pak kyai Abdullah." jawab Titah dengan berbisik.
"Iya bu, a.."
"Muhun mil, aya naon?" tanya Fitra.
"Ka imah abah yuk." jawab Kamil.
"Hayu, em mas, kami tinggal ya." kata Fitra yang pamit pergi kembali ke rumah pak kyai Abdullah lagi.
"Oh iya, terimakasih telah di antar." sambung Fandi.
"Muhun sami-sami."
"Assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada Fandi.
"Wa'alaikumussalam." Fandi menjawab salam dari Kamil.
" Karena ada Titah di pesantren ini, saya akan tinggal di sini juga dan akan saya dapatkan kembali dia, saya pastikan calon suaminya itu akan kehilangan Titah, kan ku rebut Titah kembali, lihat saja nanti. " kata Fandi dalam hati lagi.
DI RUMAH PAK KYAI ABDULLAH
Di Ruang Tamu..
"Kamil kamana da lawas pisan." keluh umi Fatimah.
"Sabar umi.." pinta pak kyai Abdullah.
"Assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah menjawab salam dari Kamil mewakili semua yang ada di rumah pak kyai Abdullah.
"Lawas pisan mil?" tanya bu ustazah Prameswari.
"Maaf mah, ni, ngobrol dulu tadi." jawab Kamil.
"Pantas.." keluh umi Fatimah lagi.
Akhirnya ta'aruf Rivan dan Rania pun berjalan dengan lancar, keesokan harinya Rivan mengadakan lamaran di pesantren Darussalam. Di pesantren Darussalam Fitra melihat Ningrum, Fitra juga bertanya pada Rivan siapa yang ada di sebelah mamanya Rivan tadi. Rivan pun menggoda Fitra yang jatuh cinta pada Ningrum, sepupu Rivan.
Keesokan Harinya..
Di Aula Pesantren Darussalam..
"Akhirnya acara lamaran Rivan dan Rania berjalan lancar bude." kata Ningrum.
"Alhamdulillah, iya Ningrum." sambung ibu Anggraeni.
" Cantik sekali dia, siapa ya, sudah kah ada yang memiliki kekasih? " tanya Fitra di dalam hati saat melihat Ningrum.
"Ini dia calon pengantin barunya, van selamat ya."
"Iya mbak, terimakasih, mbak kapan nyusul?" tanya Rivan.
"Insyaallah kalau sudah ada jodohnya van." jawab Ningrum.
"Amiin ya Allah.." Rivan mendoakan Ningrum, agar Ningrum cepat menemukan jodohnya.
Di Depan Aula Pesantren Darussalam..
"Van, van.."
"Iya a, kenapa?" tanya Rivan.
"Itu tadi siapa?" tanya Fitra juga.
"Itu mama, a.." jawab Rivan.
"Iya aa tahu, yang satunya lagi, siapa?"
"Oh itu kakak sepupu aku, kenapa suka ya?"
"Duh ketahuan lagi.." kata Fitra yang malu dan pipinya merah saat Rivan menggodanya.
Sementara itu Kamil mengajak Titah ke taman pesantren Darussalam, tempat yang biasanya mereka berdua. Lalu Rivan pun memperkenalkan Ningrum, sepupu nya pada Fitra. Ketika Kamil ingin menyanyikan satu buah lagu untuk Titah, Kamil di tantang oleh Fandi dan yang menang akan mendapatkan Titah, Kamil pun menerima tantangan yang Fandi berikan.
Titah pun pergi ke aula pesantren darussalam untuk memberitahu Fitra dan Rivan kalau Kamil dan Fandi berkelahi. Rivan dan Fitra pun mengikuti Titah, Fitra juga melerai Kamil dan Fandi yang sedang berkelahi di taman pesantren darussalam.
Akhirnya Fitra berhasil menghentikan Kamil dan Fandi berkelahi, lalu keduanya memperebutkan Titah di depan Fitra dan Rivan. Kamil dan Fandi pun menyanyikan satu buah lagu yang berjudul Dia Milikku dari Yovie and Nuno.
Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..
"Bu.."
"Iya Bibu.."
"Aku sudah bawa gitarnya nih." Kamil memberikan kode pada Titah.
"Terus lagu apa yang mau kamu persembahkan untukku?" tanya Titah.
"Em apa ya, tunggu Bibu pikirkan dulu ya bu." jawab Kamil.
"Iya, hehe.." kata Titah.
"Titah dan calon suaminya, saatnya.." kata Fandi yang akan menjalankan rencananya untuk merebut Titah kembali.
"Sudah belum Bibu?" tanya Titah.
"Sudah bu.." jawab Kamil.
"Ya sudah mulai." pinta Titah.
"Oke.., mus.." seru Kamil.
"Assalamu'alaikum." Fandi memberikan salam pada Kamil dan Titah.
"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Titah menjawab salam dari Fandi.